Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia

alasan lain yang mendorong masyarakat Indonesia menjadi sangat konsumtif daripada seharusnya, jauh lebih konsumtif dari hanya sekedar memenuhi kebutuhan.
Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang relatif rendah adalah salah satu faktornya, Salah satu implikasi dari rendahnya tingkat pendidikan adalah sedikitnya konsumen yang suka membaca. Itulah sebabnya, iklan di televisi adalah pemilihan media yang masih sangat tepat untuk menjangkau pasar Indonesia. Rasanya sungguh sulit untuk menjadi produk nasional tanpa mengandalkan iklan televisi. Padahal, beberapa negara seperti Singapura, justru iklan di media cetak adalah yang terbesar. Kegemaran masyarakat Indonesia menonton TV (baca : sinetron dan infotaiment) dimanfaatkan dengan baik oleh para produsen.
ditambah lagipengaruh para publik figur (baca : Selebriti) yang sangat besar. Gaya hidup mereka menjadi bagian yang dipertimbangkan masyarakat dalam pembelian suatu produk. Mudah dipahami apabila kemudian banyak perusahaan telekomunikasi, perbankan, makanan dan minuman yang kemudian menjadikan artis sebagai bintang iklan mereka. Masyarakat Indonesia juga dikenal dengan masyarakat yang memiliki kebiasaan yang kuat untuk hidup berkomunitas, gotong royong dan menjadi satu grup-grup. Adanya perkumpulan dalam bentuk dharma wanita, arisan, karang taruna adalah wujud perilaku nyata dari kehidupan berkomunitas masyarakat Indonesia. Adanya keinginan untuk merasa 'diakui' oleh komunitas ini adalah hal yang kemudian memicu masyarakat untuk menjadi konsumtif. Keinginan untuk mendapatkan "pengakuan" inilah yang kemudian direfleksikan dengan berperilaku konsumtif dengan cara membeli barang2 mahal, hi-tech dan keluaran terbaru yang ada dipasaran tidak peduli bahwa sebenarnya barang tersebut sebetulnya kurang/tidak dibutuhkan.

No comments:

Post a Comment

Search