Politik Tetap Berpengaruh Besar pada Ekonomi Asia 2010



Tidak diragukan lagi, Asia merupakan mesin penggerak perekonomian global selama krisis. Meskipun demikian, krisis finansial masih menyisakan bahaya, seperti risiko kekacauan sosial karena tingginya tingkat pengangguran dan meningkatnya ketidaksetaraan sosial ketika perekonomian membaik.

Ketakutan akan meluasnya kerusuhan tahun lalu memang tidak terbukti. Sebagian besar perekonomian di Asia saat ini tumbuh cukup mengagumkan. Tetapi, pengangguran masih terlihat tinggi. Pada tahun 2010 ini risiko politik yang terkait dengan perekonomian masih ada.

Risiko yang mungkin akan mengganggu stabilitas ekonomi tahun ini antara lain adalah aset yang terlalu menggelembung (bubble), tekanan deflasi, bahaya kekacauan sosial dan politik, tingginya pengangguran, serta lemahnya pertumbuhan.

China

China merupakan negara yang berpotensi berisiko tinggi dalam hal kemungkinan terjadi kerusuhan sosial pada 2010. Untungnya, kekacauan sosial di China dianggap tak akan menyebabkan penurunan di pasar saham. Pertanyaan selanjutnya, apakah kekerasan itu akan cukup kuat memengaruhi keadaan politik atau mengganggu perekonomian secara signifikan.

Jika terjadi kekacauan di China, itu tidak hanya akan menyebabkan instabilitas di China saja, tapi juga akan menyebabkan penjualan besar-besaran aset-aset China yang akan memengaruhi pasar global.

Akan tetapi, tampaknya para analis memandang risiko terjadinya kerusuhan politis ini sangat rendah di China dalam tahun-tahun ke depan. Akademi Ilmu Sosial China bulan lalu menyatakan bahwa China telah mengalami konflik sosial yang tidak terduga pada tahun 2009.

Kekacauan etnis di Xinjiang dan Tibet tidak sampai mengganggu kesatuan nasional dan menakutkan investor.

Thailand dan Korea Utara

Di tempat lain di Asia, dikhawatirkan kerusuhan yang terjadi akan lebih merusak lagi. Khususnya di Thailand. Hal itu tercermin dari konflik-konflik politik setempat yang terbentang lebar antara elite urban dan kaum miskin pedesaan. Pertentangan itu bahkan terjadi sebelum ada krisis finansial global yang memperburuk perekonomian Thailand.

Kombinasi dari pemerintahan yang lemah dan sering menghadapi kekerasan dari jalanan serta masalah dari mantan perdana menteri merupakan faktor ketidakpastian utama di Thailand. Diperkirakan, jika kesehatan raja memburuk lagi, maka akan meningkatkan tensi politik dan memengaruhi peringkat. Tingkat kepercayaan akan berkurang lagi, investasi asing langsung jelas akan menurun sehingga akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Korea Utara mengandung masalah lain. Sedikit sekali informasi ekonomi yang didapatkan dari negara itu. Tetapi, terlihat bahwa perekonomian mereka semakin memburuk. Walaupun Pyongyang menyatakan mereka akan kembali ke meja perundingan mengenai perlucutan nuklir, masih ada pertanda pembicaraan belum dapat berlangsung mulus.

Pemotongan mata uang akhir tahun lalu juga menambah kesulitan bagi rakyat Korea Utara. Kemungkinan kekacauan yang terjadi di Korea Utara juga merupakan potensi politik yang membahayakan tetangganya. Tidak hanya karena Korea Utara yang tidak stabil dapat menyerang tetangganya, tetapi juga karena kekacauan politik yang dapat menuju pada penyatuan semenanjung Korea membawa ongkos ekonomi yang besar.

Risiko politik Korea Utara memang sulit dikuantifikasi, tetapi tampaknya faktor-faktor itu sudah diperhitungkan sehingga pasar Korea Selatan dapat melemah jika rezim Pyongyang tidak berdaya. (eris bara dt,SH)

No comments:

Post a Comment

Search